Manusia dan Kegelisahan (2)
A. Usaha – Usaha Mengatasi Kegelisahan
Mengatasi kegelisahan
ini pertama – tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus
bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi.
Untuk mengatasi
kegelisahan yang paling ampuh kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita
pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita harus percaya bahwa Tuhanlah
Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang dan Maha Pengampun.
Ada
suatu cara lain yang mungkin juga baik untruk digunakan dalam mengatasi
kecemasan tersebut dengan memerlukan sedikiyt pemikiran yaitu,pertama kita
menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu
terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.apabila kita dapat menganalisa akibat
yang akan ditimbulkan oleh kecemasan tersebut dan bila kita tidak dapat
mengatasinya,kita dapat mempersiapkan diri untuk menghadapinya,karena tidak
semua pengalama di dunia ini menyenangkan.Yang ke2,kita bersedia menerima
akibatnya dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan
sirna dari jiwa kita.dan yang ke3,dengan bersamaan berjalannya waktu kita dapat
mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan
tersebut dalam jiwa kita.
Ada
suatu cara paling ampuh dalam menghadapi segala situasi dan kondisi yang
bagaimanapun termasuk kecemasan ini yaitu kita berdoa kepada tuhan dengan
sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas,sehingga ia mau mengabulkan
permhonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab tuhan adalah yang paling Maha
Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau
berdoa dan memohon kepadanya.
Dalam
kehidupan ini setiap manusia mempunyai harapan-harapan dan setiap manusia
mempunyai hak untuk itu,tidak seorang pun dapat menghalanginya.Untuk mencapai
harapan-harapan itu manusia berusaha,yang mungkin usahanya itu dengan
mengorbankan apa saja dengan kata lain manusia berusaha dengan sekuat
tenaga,setelah berusaha maka orang-orang itu dengan gelisah menunggu dan
menanti bagaimana hasil usaha mereka,sesuaikah dengan apa yang mereka
korbankan,berhasilkah atau mereka harus kecewa karena gagal.
Seringkali
dalam menungu hasil-hasil usaha mereka,mereka itu tidak sabar,hati mereka tidak
tentram,tidak damai dan lain sebagainya sampai-sampai mereka jarang menggunakan
akal sehatnya.Untuk itu disini kami akan mencoba memberi uraian mengapa kita
gelisah,mengapa kita merasa khawatir,mereka tidak tentram dan hati kita
berdebar dalam menuggu di samping itu pula akan di uraikan mengapa dan apa
penyebabnya kita merasa demikian serta bagaimana cara menanggulangi kegelisahan
dan kekhawatiran yang kita alami. Sering kali orang yang
mengalami kegelisahan menanggulangi atau menyalurkan dengan hal-hal yang
bersifat negatif. Sudah tentu cara-cara ini tidak benar, hal ini terjadi karena
dalam pemecahan masalah ini mereka tidak menggunakan akal sehat, dengan kata
lain emosi dan ratio mereka tidak stabil lagi dan kadang-kadang malah emosi
mereka lebih menonjol sehingga tindakan- tindakan mereka tidak terkontrol. Disamping itu juga kegelisahan dan kekhawatiran ini dialami oleh setiap orang
hidup dan mempunyai harapan.
B. Keterasingan
Keterasingan berasal
dari kata terasing, dan kata ini berasal dari kata dasar asing. Kata asing
berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi
kata keterasingan berarti hal – hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari
pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain.
Terasing atau
keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah
mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang
berbeda satu sama lain.
Keterasingan kadang dianggap kurang lebih sama
dengan penyimpangan. Kita dapat mengatakan bahwa orang menyimpang itu, misalnya
: “ siswa sekolah menengah pertama itu yang hobinya tauran”, adalah terasing
dalam masyarakatnya, ia gagal mengidentifikasi diri mereka dengan masyarakatnya
dan gagal menrima tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat. Maksudnya
adalah ia terasing karena tidak bisa menyesuaikan diri dengan masyarakat. Dan
orang - orang yang dapat menyesuaikan diri adalah orang orang yang patuh.
Gambaran tentang penyimpangan itu adalah hal buruk kalau cara pandang kita
terhadap penyimpangan atau keterasingan seperti ini.
Jika dilihat dari sudut peranan maka keterasingan
hanya terjadi ketika orang orang terpaksa untuk menerima peranan peranan yang
telah disiapkan oleh mereka dan mengajukan banyak kata tanay dalam dirinya,
apakah system politik ini dapat memberikan keuntungan keuntungan yang mereka
harapkan. Pengertian seperti ini berlawanan dengan pengertian keterasingan
menurut tradisi Marx. Menurut tradisinya, masyarakat dimana setiap orang mau
menyesesuaikan diri dengan peranan dalam system politik yang ada, setiap orang
memenuhi tuntutan system tersebut, adalah justru suatu masyarakat terasing.
Alasannya adalah karena dengan cara itu pelaksanaan kegiatan politik menjadi
terpisahkan dari keputusan masing masing individu dan diserahkan pada mekanisme
pelaksanaan yang impresional dari suatu system politik. Keterasingan terjadi
saat system system tersebut berhadapan dengan orang sebagai kekuatan luar yang
tidak dapat dikendalikan oleh system system tersebut.
Partai
dilihat sebagai kekuatan yang impresional, berada diatas anggota anggotanya
sebagai individu. Partai sebagai suatu organisasi adalah tidak lebih dari
hubungan sosial antara anggota anggotanya. Marx menyebutkan keterasingan
terdiri dari elemen yakni keterasingan pekerja dari produksi yang
dihasilkannya, keterasingan pekerja dari produktifnya sehingga kegiatannya
sendiri menjadi suatu kegiatan yang terasing sehingga tanpa disadari pekerja
tersebut mengasingkan dari dirinya sendiri.Opini:
Sering kali kita mengharapkan sesuatu, menunggu sesuatu sehingga menjadi gelisah. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh manusia agar menjadi tidak gelisah dan damai. Salah satunya adalah berdo'a kepada sang khalik, selanjutnya kita harus sabar, dan bertawakal, satu hal yang menjadi dasarnya adalah rasa ikhlas. Keterasingan juga acap kali meimpa manusia, contohnya orang yang kaya raya tetapi selalu merasa sedih dan selalu merasa berbeda dengna orang diluar sana. Karena, dia tidak mendapatkan kebahagiaan dan keharmonisan. Maka berbagialah dan hadapi setiap masalah hidup dengan senyuman.
Sumber:
0 komentar