Riska Ard

I. Pengertian

   Karya Ilmiah atau kerangka ilmiah yaitu kerangka yang berisi permasalahan yang dikaji dengan metode ilmiah berdasarkan atas dasar fakta, bersifat objektif, tidak bersifat emosional personal logis (Soeparno,1997).
   Karya ilmiah juga dapat diartikan sebagai tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Fakta tersebut dapat berasal dari pengamatan, uji laboratorium, studi pustaka, penyebaran angket, dan lain-lain.
   Dari dasar pengertian tersebut dapat ditemukan dua hal pokok dalam karya ilmiah, yaitu harus mengandung unsur kebenaran yang objektif sesuai dengan data dan fakta yang ditemukan di lapangan serta karya ilmiah ditulis dengan kaidah penulisan karya ilmiah yang berlaku.


Tujuan Karya Ilmiah: Agar gagasan penulis karya ilmiah itu dapat dipelajari, lalu didukung atau ditolak oleh pembaca.



II. Ciri-Ciri Karya Ilmiah
     Dalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu:
a. Struktur Sajian
    Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.

b. Komponen dan Substansi
    Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.

c. Sikap Penulis
    Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.

d. Penggunaan Bahasa
    Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata atau istilah dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.


III. Fungsi Karya Ilmiah
       Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

1. Penjelasan (Explanation).
2. Ramalan (Prediction).
3. Kontrol (Control).


IV. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik yang digunakan pada pembuatan karya ilmiah adalah sebagai berikut:

A. Observasi
     Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki. Selain itu, observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap obyek baik secara langsung maupun tidak langsung. 

B. Wawancara
     Wawancara dalam penelitian adalah suatu proses tanya jawab lisan, dengan dua orang atau lebih saling berhadapan fisik. Satu dapat melihat muka yang lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya. Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi dengan sumber informasi.

C. Penyebaran Angket 
     Penyebaran angket dalam penelitian adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden.

D. Dokumentasi
     Dokumentasi dalam penelitian adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku-buku, surat kabar, majalah, agenda, internet dan lain-lain.

E. Tes
    Tes adalah serentetan pertanyaan atau pelatihan yang digunakan untuk mengukur kompetensi dan performasi seseorang. Misalnya; tingkat intelegent, prestasi dan sikap.


V. Sumber-Sumber Data 

      Sumber-sumber yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah adalah sebagai berikut:

A. Penelitian, kata-kata yang asing yang belum pernah didengar dan pengetahuan-pengetahuan lainnya.

B. Responden
     Responden adalah sekumpulan orang yang diminta pendapatnya untuk memperoleh hasil yang akurat yang digunakan dalam pembuatan karya ilmiah. Biasanya, responden diperlukan ketika kita menggunakan teknik wawancara, angket dan tes.

C. Catatan Hasil Pengamatan
     Catatan hasil pengamatan perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik. Catatan hasil pengamatan dapat didapat ketika peneliti mengamati sesuatu, dari pengamatan tersebut didapat sebuah kesimpulan yang objektif dan kesimpulan tersebut dinamakan catatan hasil penelitian.

D. Surat-Surat
     Surat-surat yang dimaksud dalam pembuatan karya ilmiah ini adalah majalah, buku, surat kabar, buku harian dan dokumen yang menyangkut masalah yang diteliti.


VI. Ragam Karya Ilmiah

Karya ilmiah kali ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu: karya ilmiah popoler dan karya ilmiah murni.

1. Karya Ilmiah Popular
    Karya ilmiah populer merupakan salah satu ragam karya ilmiah. Berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah populer dapat digolongkan menjadi 4 (empat), yaitu:

- Tajuk Rencana
   Tajuk rencana dapat disebut sebagai induk artikel.
- Esai
   Esai adalah karya ilmiah populer yang berisi kupasan terhadap suatu masalah.
- Opini
   Opini yaitu pikiran atau pendapat pembaca.
- Ulasan
   Ulasan merupakan karya ilmiah populer yang berisi komentar terhadap suatu gagasan atau pendapat orang lain, peristiwa, esai, artikel berita, buku dan lain-lain.

2. Karya Ilmiah Murni
    Karya ilmiah murni pada dasarnya ditujukan untuk akademisi dan ilmuwan. Berdasarkan tingkat akademisnya, karya ilmiah murni dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam, yaitu:

- Laporan
   Laporan adalah tulisan yang dibuat setelah melakukan pengamatan, kunjungan, percobaan dan lain sebagainya.
- Makalah
  Sering disebut sebagai paper atau kertas kerja.
- Skripsi
   Karya ilmiah yang merupakan persyaratan akademis untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).
- Tesis
   Merupakan karya ilmiah yang ditulis mahasiswa strata dua (S2) untuk memperoleh gelar master atau magister.
- Disertasi
  Merupakan karya ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa strata tiga (S3) untuk memperoleh gelar doktor.


VII. Sistematika Penulisan

1. Bagian Judul:
- Halaman Judul
- Halaman pengesahan
- Kata Pengantar
- Daftar Isi
- Daftar Tabel (jika ada)
- Daftar Gambar (jika ada)
- Abstrak


2.Bagian Pokok :
a. Pendahuluan, meliputi :
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
b. Kerangka Teoritis dan Hipotesis
c. Metode Penelitian
d. Pembahasan, meliputi:
- Penyajian Data
- Analisis Data
- Pengujian Hipotesis
e. Penutup, meliputi:
- Kesimpulan
- Implikasi
- Saran


VIII. Teknik Penulisan

1. Penggunaan Kertas
    Kertas yang lazim dipakai adalah kertas HVS berwarna putih, berat 80 gram, dan berukuran kwarto (21,5 X 28 cm). Naskah hanya ditulisi pada satu sisi kertas dengan kata lain tidak boleh bolak-balik. Hanya untuk kepentingan khusus, misalnya penulisan tabel, grafik atau gambar dapat menggunakan kertas ukuran, warna dan jenis tertentu. Sampul naskah umumnya berbeda dengan kertas isinya.

2. Teknik Pengetikan
    Naskah umumnya diketik dengan huruf standar. Dalam kemajuan teknonologi kali ini, huruf standar menggunakan Times New Roman, Book Antiqua dan sejenisnya dengan ukuran 12. Batas tepi pengetikan ummnya menggunakan ketentuan:
a. Tepi atas: 4cm.
b. Tepi bawah: 3cm.
c. Tepi kiri: 4cm.
d. Tepi kanan: 3cm.


IX. Kaidah Penulisan

1. Penomoran
    Penomoran yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah angka romawi kecil (i, ii, iii, iv, dst.) yang digunakan untuk menomori halaman judul, halaman bertajuk prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan, daftar skema, daftar singkatan, dan lambang. Angka romawi besar (I, II, III, IV dan seterusnya) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis, dan tajuk bab kesimpulan. Sedangkan angka (1, 2, 3, 4 dst.) digunakan untuk menomori halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai terakhir.

2. Kutipan
    Kutipan adalah pinjaman pernyataan atau pendapat dari otoritas atau seseorang, baik melalui ucapan, lisan, maupun yang berasal dari cetakan.

3. Catatan Kaki
    Catatan kaki merupakan keterangan tambahan tentang suatu istilah atau bahkan tambahan penjelasan data. Catatan kaki dapat pula berupa rujukan yang bukan berupa buku, seperti: hasil wawancara, hasil rekaman, siaran radio, dan sejenisnya.

4. Daftar Pustaka
    Keberadaan daftar pustaka dapat mencerminkan kualitas karya ilmiah serta kempetensi penulisannya.

Ketentuan Penulisan:
a. Disususn menurut abjad dari nama akhir pengarangnya atau lembaga yang menerbitkannya.
b. Setiap pustaka tidak diberi nomor urut.

5. Lampiran

6. Indeks
    Indeks dapat berupa daftar kata serta istilah yang ada dalam karya ilmiah. Penulisannya didasarkan atas kelompok abjad awal istilah tersebut. Dibelakang istilah diberi tanda (,) dan diberi jarak 1 spasi dicantumkan nomor-nomor halaman tempat istilah tersebut berada. Dalam hal ini indeks dapat bermanfaat bagi pembaca agar dapat dengan cepat mencari kata atau istilah yang dibutuhkan.



Daftar Pustaka:
http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-karya-ilmiah-karangan-ilmiah.html
http://syifa-syifafauziah.blogspot.com/2012/10/deduktif-1.html
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
I. Pengertian
    
    Penalaran merupakan pemiikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.

    Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu dihubungkan ke hal-hal yang umum.

    Penalaran Induktif adalah proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan menghasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Contoh: Kucing berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Kelinci berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan. Panda berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.


II. Bentuk-Bentuk Penalaran Induktif

1. Generalisasi
    Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.

Contoh:
Rio Dewanto adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Aliando adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.
Generalisasi: Semua bintang film berwajah tampan. Pernyataan “semua bintang film berwajah tampan” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:  Budi Anduk juga bintang iklan, tetapi tidak berwajah tampan.


Macam-Macam Generalisasi:
a. Generalisasi Sempurna adalah dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh: sensus penduduk.

b. Generalisasi Tidak Sempurna adalah dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki, diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh: hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.



2. Analogi

     Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan salah satu proses morfologi dimana dalam analogi, pembentukan kata baru dari kata yang telah ada. Analogi dilakukan karena antara sesuatu yang dibandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dipahami. Analogi yang dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis.

Contoh: Untuk menjadi seorang pemain bola yang professional atau berprestasi dibutuhkan latihan yang rajin dan ulet. Begitu juga dengan seorang dokter untuk dapat menjadi dokter yang professional dibutuhkan pembelajaran atau penelitian yang rajin dan ulet. Oleh karena itu, untuk menjadi seorang pemain bola maupun seorang doktor diperlukan latihan atau pembelajaran.

Macam-Macam Analogi:
a. Analogi Induktif
    Analogi induktif adalah analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh: Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

b. Analogi Deklaratif
    Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

Contoh: Deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.


3. Hubungan Kausal

    Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Keharusan dan keaslian sistem kausal merupakan bagian dari ilmu-ilmu manusia yang telah dikenal bersama dan tidak diliputi keraguan apapun.

Macam Hubungan Kausal:
1. Sebab - Akibat
    Contoh: Penebangan liar di hutan mengakibatkan tanah longsor.
2. Akibat - Sebab
    Contoh: Fikri juara kelas disebabkan dia rajin belajar dengan baik.
3. Akibat - Akibat
    Contoh: Wardana melihat kecelakaan di jalan raya, sehingga Wardana beranggapan adanya korban kecelakaan.




Daftar Pustaka:
http://storiangga.blogspot.com/2012/12/pengertian-penalaran-induktif.html
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
I. Pengertian
   Penalaran itu sendiri adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu Deduktif dan Induktif.

   Penalaran Deduktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum. Proses penalaran ini disebut Deduksi, kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi. Yakni dimulai dari hal-hal umum menuju kepada hal-hal yang khusus atau hal-hal yang lebih rendah, proses pembentukan kesimpulan deduktif tersebut sehingga dapat dimulai dari suatu dalil atau hukum menuju kepada hal-hal yang kongkrit.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

II. Faktor – Faktor Penalaran Deduktif:
1. Pembentukan Teori
2. Hipotesis
3. Definisi Operasional
4. Instrumen
5. Operasionalisasi


III. Macam-macam Penalaran Deduktif

Berikut macam-macam Penalaran Deduktif:

A. Silogisme
    Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan. Silogisme sendiri dibagi lagi menjadi beberapa jenis.

Jenis-Jenis Silogisme:

1. Silogisme Kategorial
    Silogisme Kategorial adalah silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.
- Premis Umum: Premis Mayor (My)
- Premis Khusus: Premis Minor (Mn)
- Premis Simpulan: Premis Kesimpulan (K)

*Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor dan predikat simpulan disebut term minor.

2. Silogisme Hipotesis
    Silogisme Hipotesis adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional Hipotesis: Bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.

3. Silogisme Alternatif
    Silogisme Alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya maka simpulannya akan menolak alternatif yang lain.

B. Entimen
    Entimen adalah penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.




Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://bungamahasiswa.blogspot.com/2012/11/pengertian-penalaran-deduktif.html
http://lullymemangiseng.blogspot.com/2013/03/pengertian-penalaran-deduktif-dan.html
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama suara yang dihasilkan dari alat-alat yang dapat menghasilkan irama. Walaupun musik adalah sejenis fenomena intuisi, untuk mencipta, memperbaiki dan mempersembahkannya adalah suatu bentuk seni. Mendengar musik pula adalah sejenis hiburan. Musik juga merupakan sebuah fenomena yang sangat unik yang bisa dihasilkan oleh beberapa alat musik.

Musik sendiri dikenal sejak kehadiran manusia modern Homosapien yakni sekitar 180.000 hingga 100.000 tahun yang lalu. Tiada siapa yang tahu bila manusia sudah mulai mengenal seni dan musik. Dari penemuan arkeologi pada lokasi-lokasi seperti pada benua Afrika sekitar 180.000 tahun hingga 100.000 tahun dahulu telah menunjukkan perubahan evolusi dari pemikiran otak manusia. Dengan otak manusia yang lebih pintar dari hewan, mereka membuat pemburuan yang lebih terancang sehingga bisa memburu hewan yang besar. Dengan kemampuan otak ini, mereka bisa berpikir lebih jauh hingga di luar nalar dan mencapai imajinasi dan spiritual. Bahasa untuk berkomunikasi telah terbentuk di antara mereka. Dari bahasa dan ucapan sederhana untuk tanda bahaya dan memberikan nama-nama hewan. Perlahan-lahan beberapa kosa kata muncul untuk menamakan benda dan nama panggilan untuk seseorang.

Dalam kehidupan yang berpindah-pindah, mereka mungkin mendapat inspirasi untuk mengambil tulang kaki kering hewan buruan yang menjadi makanan mereka kemudian meniupnya dan akan mengeluarkan bunyi. Ada juga yang mendapat inspirasi ketika memperhatikan alam dengan meniup rongga kayu atau bambu yang mengeluarkan bunyi. Kayu yang dibentuk lubang tiup dan menjadi suling purba. Manusia menyatakan perasaan takut mereka dan gembira menggunakan suara-suara. Bermain-main dengan suara mereka menjadi lagu, hymne atau syair nyanyian kecil yang diinspirasikan oleh kicauan burung. Kayu-kayu dan batuan keras dipukul untuk mengeluarkan bunyi dan irama yang mengasyikkan. Mungkin secara tidak sengaja mereka telah mengetuk batang pohon yang berongga di dalamnya dengan batang kayu yang mengeluarkan bunyi kuat. Kulit binatang yang mereka gunakan sebagai pakaian diletakkan pula untuk menutup rongga kayu tersebut besar menjadi gendang.


Musik memang sudah termasuk bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena jika hidup tanpa musik rasanya akan terasa hampa. Contohnya, ketika seseorang ingin belajar (karena pada umumnya belajar identik dengan membosankan) maka ia mencari atau mem-play musik-musik berirama cepat untuk membangkitkan semangat dan belajar pun tidak lagi menjadi hal yang membosankan. Mungkin memang tidak semua orang seperti yang saya contohkan tetapi, musik memang sudah sangat mempengaruhi kehidupan berbagai lapisan masyarakat pada zaman sekarang ini.




Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Musik
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936 (77 tahun) adalah Presiden Republik Indonesia yang ke-tiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Jabatannya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999. Dengan menjabat selama 2 bulan dan 7 hari sebagai wakil presiden, dan 1 tahun dan 5 bulan sebagai presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan juga Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek.


Habibie merupakan anak ke-empat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Alwi Abdul Jalil Habibie adalah keturunan Bugis (Sulawesi Selatan) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1908 di Gorontalo dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo lahir di Yogyakarta 10 November 1911. Ibunda R.A. Tuti Marini Puspowardojo adalah anak seorang spesialis mata di Yogya, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo bertugas sebagai pemilik sekolah. B.J. Habibie adalah salah satu anak dari tujuh orang bersaudara. 
Tak lama setelah ayahnya meninggal, Ibunya kemudian menjual rumah dan kendaraannya dan pindah ke Bandung bersama Habibie, sepeninggal ayahnya, ibunya membanting tulang membiayai kehidupan anak-anaknya terutama Habibie, karena kemauan untuk belajar Habibie kemudian menuntut ilmu di Gouvernments Middlebare School. Di SMA, beliau mulai tampak menonjol prestasinya, terutama dalam pelajaran-pelajaran eksakta. Habibie menjadi sosok favorit di sekolahnya. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962 yang dikaruniai dua orang putra, yaitu Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie.


Karena kecerdasannya, Setelah tamat SMA di bandung tahun 1954, beliau masuk di ITB (Institut Teknologi Bandung), Ia tidak sampai selesai disana karena beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi Konstruksi pesawat terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH) Ketika sampai di Jerman, beliau sudah bertekad untuk sunguh-sungguh dirantau dan harus sukses, dengan mengingat jerih payah ibunya yang membiayai kuliah dan kehidupannya sehari-hari. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1955 di Aachean, 99% mahasiswa Indonesia yang belajar di sana diberikan beasiswa penuh. Hanya beliaulah yang memiliki paspor hijau atau swasta dari pada teman-temannya yang lain. Musim liburan bukan liburan bagi beliau justru kesempatan emas yang harus diisi dengan ujian dan mencari uang untuk membeli buku. Sehabis masa libur, semua kegiatan disampingkan kecuali belajar. Berbeda dengan teman-temannya yang lain, mereka; lebih banyak menggunakan waktu liburan musim panas untuk bekerja, mencari pengalaman dan uang tanpa mengikuti ujian.Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Suharto. Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.


Beliau mendapat gelar Diploma Ing, dari Technische Hochschule, Jerman tahun 1960 dengan predikat Cumlaude (Sempurna) dengan nilai rata-rata 9,5. Dengan gelar insinyur, beliau mendaftar diri untuk bekerja di Firma Talbot, sebuah industri kereta api Jerman. Pada saat itu Firma Talbot membutuhkan sebuah wagon yang bervolume besar untuk mengangkut barang-barang yang ringan tapi volumenya besar. Talbot membutuhkan 1000 wagon. Mendapat persoalan seperti itu, Habibie mencoba mengaplikasikan cara-cara kontruksi membuat sayap pesawat terbang yang ia terapkan pada wagon dan akhirnya berhasil.
Setelah itu beliau kemudian melanjutkan studinya untuk gelar Doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean kemudian Habibie menikah pada tahun 1962 dengan Hasri Ainun Habibie yang kemudian diboyong ke Jerman, hidupnya makin keras, di pagi-pagi sekali Habibie terkadang harus berjalan kaki cepat ke tempat kerjanya yang jauh untuk menghemat kebutuhan hidupnya kemudian pulang pada malam hari dan belajar untuk kuliahnya, Istrinya Nyonya Hasri Ainun Habibie harus mengantri di tempat pencucian umum untuk mencuci baju untuk menghemat kebutuhan hidup keluarga. Pada tahun 1965 Habibie mendapatkan gelar Dr. Ingenieur dengan penilaian summa cumlaude (Sangat sempurna) dengan nilai rata-rata 10 dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean.

Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. dari tempat yang sama tahun 1965. Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat). Sementara itu penghargaan bergensi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana.


Langkah-langkah Habibie banyak dikagumi, penuh kontroversi, banyak pengagum namun tak sedikit pula yang tak sependapat dengannya. Setiap kali, peraih penghargaan bergengsi Theodore van Karman Award, itu kembali dari “habitat”-nya Jerman, beliau selalu menjadi berita. Habibie hanya setahun kuliah di ITB Bandung, 10 tahun kuliah hingga meraih gelar doktor konstruksi pesawat terbang di Jerman dengan predikat Summa Cum laude. Lalu bekerja di industri pesawat terbang terkemuka MBB Gmbh Jerman, sebelum memenuhi panggilan Presiden Soeharto untuk kembali ke Indonesia.

Di Indonesia, Habibie 20 tahun menjabat Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT, memimpin 10 perusahaan BUMN Industri Strategis, dipilih MPR menjadi Wakil Presiden RI, dan disumpah oleh Ketua Mahkamah Agung menjadi Presiden RI menggantikan Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia ke 3. Soeharto menyerahkan jabatan presiden itu kepada Habibie berdasarkan Pasal 8 UUD 1945. Sampai akhirnya Habibie dipaksa pula lengser akibat refrendum Timor Timur yang memilih merdeka. Pidato Pertanggungjawabannya ditolak MPR RI. Beliau pun kembali menjadi warga negara biasa, kembali pula hijrah bermukim ke Jerman.






Daftar Pustaka:
http://id.wikipedia.org/wiki/Bacharuddin_Jusuf_Habibie
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-bj-habibie.html
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me

Blog Archive

  • ►  2015 (11)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (4)
  • ▼  2014 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ▼  Juni (5)
      • Pengertian Karya Ilmiah
      • Pengertian dan Penalaran Induktif
      • Pengertian dan Penalaran Deduktif
      • Musik, Tulisan TOU2 Minggu ke-Dua.
      • Biografi B.J Habibie, Tugas TOU2 Minggu ke-Dua
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (3)
  • ►  2013 (10)
    • ►  November (5)
    • ►  September (2)
    • ►  April (3)
  • ►  2012 (19)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (12)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  Oktober (1)

Recent Posts

Facebook

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates