Kata dan Pilihan Kata
1. Kata dan Pilihan Kata
- Pengertian Kata
Secara etimologi "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Sanskerta yaitu, kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa", "cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti semantis menjadi "kata".
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1997) memberikan beberapa definisi mengenai kata yaitu elemen terkecil dalam sebuah bahasa yang diucapkan atau dituliskan dan merupakan realisasi kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
- Imbuhan dari Bahasa Asing
1. Sansekerta (-man , -wan, -wati)
- Imbuhan dari Bahasa Asing
1. Sansekerta (-man , -wan, -wati)
a. Imbuhan –man.
Ciri:
* Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i.
* Menunjukkan laki-laki.
* Fungsinya menbentuk kata benda.
* Biasanya bermakna orang yang...
* Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i.
* Menunjukkan laki-laki.
* Fungsinya menbentuk kata benda.
* Biasanya bermakna orang yang...
Contoh: Seniman, Budiman.
b. Imbuhan –wan.
b. Imbuhan –wan.
Ciri :
* Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i.
* Menunjukkan laki-laki.
* Fungsinya membentuk kata benda dan sifat.
* Biasanya bermakna orang yang...
Contoh : Cendekiawan , Wartawan.
c. Imbuhan –wati.
Ciri :
* Sejalan dengan akhiran-wan
* Menunjukkan wanita
* Biasanya bermakna orang yang...
* Sejalan dengan akhiran-wan
* Menunjukkan wanita
* Biasanya bermakna orang yang...
Contoh: Peragawati , Olahragawati.
2. Arab (-i, -wi, -iah)
2. Arab (-i, -wi, -iah)
a. Imbuhan -wi.
Ciri :
* Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a.
* Maknanya mempunyai sifat.
* Fungsinya membentuk kata sifat atau kata benda.
* Maknanya mempunyai sifat.
* Fungsinya membentuk kata sifat atau kata benda.
Contoh: Surgawi, Duniawi.
3. Eropa (-is, -isme, -isasi)
a. Imbuhan –is
3. Eropa (-is, -isme, -isasi)
a. Imbuhan –is
Ciri:
* Berasal dari bahasa belanda.
* Maknanya “yang bersifat” atau “orang yang...”.
* Fungsinya untuk membentuk kata sifat atau kata benda.
* Maknanya “yang bersifat” atau “orang yang...”.
* Fungsinya untuk membentuk kata sifat atau kata benda.
Contoh: Teoritis, Aktivis.
b. Imbuhan –isme.
Ciri :
* Berasal dari bahasa belanda
* Memiliki makna aliran atau paham
* Berfungsi membentuk kata benda
Contoh: Komunisme, Kapitalisme.
c. Imbuhan –isasi
c. Imbuhan –isasi
Ciri :
* Berasal dari bahasa inggris.
* Maknanya bermaksud proses.
* Fungsinya membentuk kata benda.
Contoh: Urbanisasi, Imunisasi.
- Upaya Peng-indonesia-an
Contoh :
Up grading diterjemahkan secara langsung menjadi penataran. Sementara itu, money laundring diterjemahkan dengan pencucian uang. Istilah ini dalam bahasa asingnya terdiri dari dua unsur, yaitu money yang artinya uang dan laundring yang artinya pencucian.
- Hubungan Makna Kata
Hubungan Makna
1. Sinonimi adalah kata-kata yang memiliki kesamaan atau kemiripan makna.
3. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda. Namun demikian, diantara makna tersebut masih terdapat hubungan makna.
5. Homonimi adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh: Bulan ini adikku menikah, malam ini bulan tidak bersinar.
Contoh: Siuman = sadar, datang = tiba= sampai.
2. Antonimi adalah kata-kata yang memiliki makna berlawanan.
Contoh: besar - kecil, atas - bawah, siang - malam.
Antonimi dibedakan menjadi:
a.Antonimi Kembar: Putra-putri, dewa-dewi, pemuda-pemudi.
b.Antonimi Gradual: Panjang-pendek, tinggi-rendah, tua-muda.
c.Antonimi Relasional: Suami-istri, guru-murid, penjual-pembeli.
d.Antonimi Majemuk: Emas-perak, gelang-kalung, pintu-jendela dan sebagainya.
e.Antonimi Hierarkis: Jendral-kopral, kilometer-meter dan sebagainya.
b.Antonimi Gradual: Panjang-pendek, tinggi-rendah, tua-muda.
c.Antonimi Relasional: Suami-istri, guru-murid, penjual-pembeli.
d.Antonimi Majemuk: Emas-perak, gelang-kalung, pintu-jendela dan sebagainya.
e.Antonimi Hierarkis: Jendral-kopral, kilometer-meter dan sebagainya.
3. Polisemi adalah suatu kata yang memiliki makna ganda. Namun demikian, diantara makna tersebut masih terdapat hubungan makna.
Contoh:
- Anak saya sakit (keturunan).
- Ia anak buahku (bawaan).
- Hati-hati, anak tangga itu rapuh (bagian tangga yang diinjak).
4. Hiponimi adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain. Hubungan makna kata satu dengan yang lain akan menghasilkan kata (superordinat dan subordinat).
- Ia anak buahku (bawaan).
- Hati-hati, anak tangga itu rapuh (bagian tangga yang diinjak).
4. Hiponimi adalah suatu kata yang maknanya telah mencakup oleh kata yang lain. Hubungan makna kata satu dengan yang lain akan menghasilkan kata (superordinat dan subordinat).
5. Homonimi adalah kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbada artinya.
Contoh: Bulan ini adikku menikah, malam ini bulan tidak bersinar.
P.S:
Homonim sering dikacaukan dengan polisemi. Keduanya mempunyai perbedaan seperti sebagai berikut:
Homonimi:
1. Berupa dua kata atau lebih.
2. Tidak ada hubungan arti.
3. Dipergunakan secara denotatif.
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian.
1. Berupa dua kata atau lebih.
2. Tidak ada hubungan arti.
3. Dipergunakan secara denotatif.
4. Contoh: Bisa ular bisa mengakibatkan kematian.
Polisemi:
1. Berasal dari satu kata.
2. Ada hubungan arti.
3. Dipergunakan secara konotatif kecuali kata induk.
4. Contoh: Kepala kantor itu sedang sakit kepala.
Daftar Pustaka:
Daftar Pustaka:
0 komentar